Lawan Kampanye Negatif dan Sukseskan Vaksinasi COVID-19

 Lawan Kampanye Negatif dan Sukseskan Vaksinasi COVID-19

Perhari Kamis 28 Januari 2021 jumlah penderita covid-19 di Indonesia telah mencapai angka 1.037.993 orang. Sebanyak 842.112 penderita sembuh dan 29.331 jiwa meninggal dunia. Ini angka yang besar sekali, menggambarkan berbagai usaha yang dilakukan pemerintah pusat, pemerintah daerah serta usaha kita bersama menjalankan protokol kesehatan belum memuaskan.

Dengan kondisi ini, kita meletakkan harapan besar terhadap keberhasilan program vaksin gratis covid 19 untuk dapat menghentikan pandemi ini. Vaksinisasi gratis telah dimulai Presiden Jokowi sejak 12 Januari lalu. Kita berharap vaksinisasi terhadap 70 persen rakyat Indonesia dapat terpenuhi sehingga Herd Immunity dapat tercapai.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia telah mengamankan pesanan 600 juta dosis vaksin covid 19 dari empat perusahaan. Ini adalah kabar baik bagi kita semua, karena masih banyak negara yang belum dapat mengamankan jumlah kebutuhan vaksin mereka.

Kelompok Anti Vaksin

Sementara itu, sebagian masyarakat kita masih terbelah kepada setidaknya 3 posisi dalam menyikapi vaksin covid ini. Pertama, kelompok masyarakat yang mau menerima vaksin dari produsen manapun. Kedua, kelompok masyarakat yang mau divaksin namun menolak merek sinovac karena buatan China. Ketiga, kelompok masyarakat yang menolak sama sekali untuk divaksin dengan berbagai alasan.

Kelompok pertama tentu tak menyisakan masalah seperti halnya kelompok kedua dan ketiga. Kelompok kedua ini keberadaannya lumayan signifikan dan banyak muncul di berbagai media sosial. Menurut kelompok ini, penolakan mereka terhadap vaksin sinovac lebih kepada ketidakpercayaan akan efektifitas vaksin tersebut. Namun, saya melihat sebagian penolakan ini masih terpengaruh oleh isu pilpres lalu yang menolak semua hal yang berkaitan dengan negara Cina.

Faktanya, vaksin sinovac tidak hanya dipesan oleh Indonesia saja. Chile, Brazil dan Turki juga memesan vaksin ini. Bahkan presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan telah menerima suntikan vaksin sinovac pada 14 Januari lalu. Presiden Erdogan mengatakan meskipun masih ada yang berkampanye negatif tentang vaksin, ia meyakini akal sehat akan menang (Kompas.com 21 Januari 2021).

Saya sepakat dengan pernyataan Presiden Erdogan itu. Bagaimanapun akal sehat memang harus menang melawan kampanye negatif. Karena itu informasi yang benar harus terus kita sebarkan di berbagai platform media sosial maupun media massa lainnya. Pemerintah juga dapat melibatkan tokoh masyarakat, ulama beserta tokoh politik yang berperan sebagai opinion maker untuk dapat mempengaruhi psikologi kelompok ini.

Kelompok ketiga adalah kelompok yang menolak vaksin lebih kepada alasan yang bersifat konservatif. Banyak dari kelompok ini masih menganggap vaksin terkait dengan meningkatnya kelainan pada anak seperti autisme. Bayangan akan efek samping yang belum terkonfirmasi tampaknya lebih menakutkan bagi kelompok ini dibandingkan dengan manfaat yang jelas-jelas didapatkan dari vaksin.

Isu tentang efek samping ini sebetulnya bisa disikapi dengan menyosialisasikan keputusan BPOM di media massa terutama TV nasional dan radio-radio daerah. Pada 11 Januari, BPOM telah mengeluarkan izin darurat penggunaan vaksin corona produksi sinovac yang bekerjasama dengan Biofarma.

BPOM menyatakan vaksin tersebut telah dinyatakan memiliki mutu yang memenuhi standar yang berlaku serta syarat pembuatan obat yang baik. Berdasarkan uji klinis di Bandung vaksin ini memiliki eficacysebesar 65,3 persen melebihi syarat minimal dari WHO sebesar 50 persen. Mengenai efek samping dinyatakan hanya berupa gejala ringan dan bisa pulih kembali.

Selain itu, MUI juga telah menerbitkan fatwa yang menyatakan vaksin covid dari sinovac dan Biofarma adalah halal. Dari laman resmi MUI kita mengetahui fatwa ini mengikat pada tiga vaksin Covid-19 yakni yang diproduksi Sinovac Life Science Co Ltd China dan PT Bio Farma (Persero) yaitu CoronaVac, Vaksin Covid-19, dan Vac2Bio.

Pada fatwa poin pertama, MUI menyatakan vaksin Covid-19 produksi Sinovac Life Science Co Ltd China dan PT Biofarma (Persero) hukumnya suci dan halal. Sementara itu, fatwa poin kedua, vaksin Covid-19 produksi Sinovac Life Scicence Co Ltd China dan PT Bio Farma (Persero) boleh digunakan untuk umat Islam sepanjang terjamin keamananannya menurut ahli yang kredibel dan kompeten.

Sesungguhnya dengan adanya izin dari BPOM dan Fatwa halal dari MUI, tak perlu lagi ada kekhawatiran kita terhadap manfaat vaksin covid 19 ini. Namun, info yang tidak benar tentang vaksin sudah kadung beredar di masyarakat melalui Whatsap Grup, Twitter serta media sosial lainnya.

Sosialisasi Terpadu

Kondisi ini cukup memprihatinkan. Informasi yang bermuatan teori konspirasi yang disebarkan kelompok anti vaksin bisa menggagalkan tercapainya Herd Immunity. Kita khawatir masyarakat yang kurang paham dan ragu-ragu apabila terus menerus dibiarkan mengonsumsi informasi yang tidak benar itu akan membuat mereka semakin menolak vaksin.

Untuk itu, saya menyarankan pemerintah membentuk tim komunikasi dan sosialisasi vaksin covid yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan serta memiliki keterampilan komunikasi yang bagus di setiap tingkatan pemerintahan.

Melibatkan influencer seperti yang dilakukan saat penyuntikan awal vaksin sebetulnya cukup baik dalam menyebarkan berita tentang vaksin. Namun ternyata masyarakat membutuhkan lebih dari sekedar populisme semata tapi juga harus diimbangi dengan kompetensi sehingga masyarakat tidak hanya tahu tentang adanya vaksin namun juga paham kenapa harus divaksin.

Kemudian, pelibatan ormas-ormas agama juga merupakan solusi yang sangat baik untuk melawan gerakan anti vaksin. Pemerintah bisa menggandeng ormas Islam seperti Muhammadiyah dan NU dalam sosialisasi vaksin ini. Begitu pula dengan Ormas Kristen, Hindu dan Budha.

Kerjasama dengan ormas-ormas agama ini mungkin akan lebih efektif mengingat mereka memiliki jaringan yang kuat hingga pelosok kampung. Terlebih lagi, pemuka agama di akar rumput memiliki legitimasi yang kadang tidak dimiliki oleh pemerintah sendiri. Ormas-ormas ini diharapkan mampu untuk memberikan perlawanan terhadap teori konspirasi dari kelompok-kelompok anti vaksin sembari memberi pemahaman kepada masyarakat tentang pentinganya vaksin covid 19.

Saya membayangkan betapa rumitnya menjadi pemerintah saat ini. Disaat kondisi penuh tekanan untuk dapat menghentikan laju penularan kasus, semangat kelompok anti vaksin juga semakin kuat. Untuk itu bagi kita yang memiliki kesepahaman tentang vaksin saya menghimbau untuk turut terlibat aktif dalam menyosialisasikan penting vaksin covid 19 ini.

Pesan penting saya sampaikan kepada kader PSI dimanapun berada, mari kita gerakkan semua daya dan upaya kita untuk menyukseskan gerakan vaksinasi massal ini. Kita mampu untuk turut serta memberikan pemahaman kepada masyarakat yang masih belum paham serta ragu dengan kebaikan vaksin. Kita sebarkan informasi yang benar tentang vaksin di berbagai sarana komunikasi baik media sosial maupun lingkungan terdekat.

“Dunia itu datar” tulis Thomas Friedman dalam bukunya The World is Flat. Ini bukan untuk membantah teori Galileo tapi Ia menggambarkan dunia telah meniadakan sekat-sekat informasi dan komunikasi. Manusia dengan jarak manapun akan mudah tergabung untuk berdiskusi dan bertukar informasi.

Saya berharap kader PSI dimanapun berada menyadari hal ini. Tak ada jarak antara kita semua dalam berkomunikasi. Telepon genggam telah menjelma menjadi sebuah alat yang mahasakti dan bisa menjangkau setiap sudut-sudut kehidupan manusia. Karena itu dengan bermodal telepon genggam kita bisa melakukan apa saja termasuk melakukan kontra terhadap teori konspirasi dan hoax yang banyak beredar di media sosial.

Telepon genggam kita manfaatkan untuk berbagi informasi yang valid dan terkonfirmasi tentang pentingnya vaksin covid 19 demi tercapainya Herd Immunity. Tanpa Herd Immunity, pandemi ini akan terus ada dan menghancurkan setiap lini kehidupan kita. Inilah peran kita semua, berpartisipasi demi masa depan kita, demi masa depan umat manusia.

Yuk, kita siap siap vaksinasi dan tetap jaga protokol kesehatan. Selalu mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak sampai Herd Immunity tercapai di seluruh Indonesia.

Facebook Comments
Komentar Facebook