Gelora Kaum Muda Dalam Setiap Perubahan Bangsa

 Gelora Kaum Muda Dalam Setiap Perubahan Bangsa

Setiap tanggal 17 Agustus kita merayakan hari kemerdekaan dengan segala kemeriahannya. Selain diperingati dengan upacara bendera juga disemarakkan dengan berbagai lomba tujuh belasan mulai dari kampung hingga kota-kota. Sebelum pandemi tentunya.

Namun, ada yang hampir selalu luput dari ingatan kita tentang sejarah bangsa di seputar peristiwa kemerdekaan itu. Bagaimana golongan muda ternyata memiliki peran signifikan yang ikut menentukan arah bangsa. Kalaulah Chaerul Saleh, Sukarni, Wikana dan kawan-kawan yang tergabung dalam Angkatan Pemuda Indonesia (API) tidak menculik Soekarno –Hatta ke Rengasdengklok mungkin sejarah Indonesia akan berbeda jalannya. Kita akan mengulas kembali bagaimana peran serta kaum muda dalam sejarah kemerdekaan bangsa dan apa yang harus kita perbuat sebagai bagian dari golongan muda saat ini.

Pemberian Jepang vs Revolusi Bangsa

Pada mulanya, kemerdekaan Indonesia akan diberikan oleh Jepang sebagai iming-iming bagi bangsa Indonesia untuk membantu peperangan Jepang di Asia Pasifik. Komitmen Jepang itu kemudian diwujudkan dengan membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang diresmikan pada 29 April 1945. Tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan karena telah dapat menyelesaikan rancangan Undang-undang Dasar bagi Indonesia dan badan ini diganti dengan dibentuknya Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang diketuai oleh Soekarno.

Pada tanggal 12 Agustus PPKI yang dikomandani Soekarno dan Hatta menemui Marsal Terauchi Panglima tertinggi angkatan perang Jepang Asia Tenggara di Dalat, Vietnam. Pada pertemuan itu Marshal Terauchi memberikan pidato singkat yang isinya menyatakan pemerintah Jepang di Tokyo telah memutuskan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. PPKI kemudian memutuskan akan melaksanakan deklarasi kemerdekaan itu pada 25 Agustus 1945 yang kemudian disetujui oleh Terauchi.

Namun sebelum kemerdekaan itu dapat dideklarasikan oleh PPKI, pada 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dua kota besarnya Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom. Menyerahnya Jepang kepada sekutu membuat rencana kemerdekaan Indonesia yang dipersiapkan oleh PPKI menjadi penuh ketidakjelasan.

Sementara itu, golongan muda Indonesia yang mendengar Jepang telah kalah menginginkan Indonesia segera memdeklarasikan kemerdekaan tanpa adanya embel-embel pemberian dari Jepang. Sutan Syahrir adalah tokoh muda yang pertama kali menemui Soekarno-Hatta dan meminta mereka segera melakukan deklarasi kemerdekaan. Namun kedua tokoh itu memilih menunggu kepastian dari Jepang perihal janji kemerdekaan kepada Indonesia.

Soekarno berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia tidak menjadi soal datang dari Jepang atau dari hasil perjuangan Indonesia sendiri namun untuk memproklamasikan Indonesia haruslah melalui suatu revolusi yang terorganisasi. Maka dari itu Soekarno –Hatta ingin membicarakan hal ini terlebih dahulu dalam rapat PPKI. Tidak mungkin Soekarno sebagai pimpinan PPKI yang telah menyiapkan kemerdekaan RI secara konstitusional tiba-tiba memproklamirkan kemerdekaan sendiri tanpa adanya keterlibatan PPKI.

Di titik inilah terjadinya perbedaan pendapat yang cukup tegang antara golongan muda vs Soekarno-Hatta. Golongan muda tetap menginginkan kemerdekaan tanpa embel-embel pemberian jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan adalah berdasarkan revolusi bangsa Indonesia sendiri. Semantara itu Soekarno-Hatta lebih menyukai cara legal-formal dimana persiapan kemerdekaan yang dimulai sejak BPUPKI hingga PPKI tidak bisa dilangkahi begitu saja. Soekarno ingin rencana kemerdekaan ini tetap di rencana semula melalui sidang PPKI. Disinilah terjadinya pergolakan antara idealisme khas kaum muda yang meledak-ledak dan revolusioner versus realisme politik yang dimiliki oleh kaum tua.

Setelah tidak terjadinya kesepakatan, golongan muda yang dipimpin Sukarni kemudian membawa Soekarno, Hatta bersama Ibu Fatmawati dan Guntur ke Rengasdengklok. Menurut pemuda, akan terjadi revolusi di Jakarta antara rakyat Indonesia melawan tentara Jepang sehingga kedua tokoh itu perlu diamankan. Namun nyatanya revolusi itu tidak pernah terjadi dan akhirnya Soekarno-Hatta bersama Ibu Fatmawati dan Guntur kemudian dibawa kembali ke Jakarta. Penculikan ini sepertinya memang direncanakan oleh kaum muda untuk menjauhkan Sokarno-Hatta dari pengaruh Jepang.

Bung Hatta sendiri dalam bukunya yang berjudul “ Sekitar Proklamasi” terbitan 1970 mengatakan bahwa Ia dan Soekarno sebetulnya berencana akan mendeklarasikan kemerdekaan pada 16 Agustus. Dipercepat dari rencana semula 25 Agustus 1945 yang disebabkan oleh menyerahnya Jepang kepada sekutu. Namun deklarasi itu akhirnya tertunda satu hari akibat penculikan mereka oleh kelompok pemuda.

Di titik inilah saya melihat signifikannya peran golongan muda dalam sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Bila kelompok pemuda tidak membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok sangat mungkin proklamasi akan dilakukan pada 16 Agustus 1945 seperti rencana semula namun tetap dibawah embel-embel pemberian Jepang. Bila ini terjadi saya yakin semangat kebangsaan kita tidak akan segelora ini. Bagaimana kita akan sebangga ini bila kemerdekaan kita ternyata adalah hasil dari pemberian oleh fasisme Jepang ?

Pada akhirnya kemerdekaan yang kemudian diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 adalah betul-betul sebuah revolusi yang dijalankan sepenuhnya oleh bangsa Indonesia sendiri dengan kelompok pemuda di belakangnya. Posisi Jepang saat itu sudah berada sebagai taklukan sekutu sehingga mereka diperintahkan untuk mempertahankan status quo tanpa perubahan apapun. Dengan kondisi ini kita pantas berbangga diri bahwa kemerdekaan yang kita rayakan setiap 17 Agustus adalah kemerdekaan yang berdasarkan revolusi oleh bangsa sendiri.

Darah Muda Dalam Arus Politik Bangsa

Begitulah sekelumit kepingan sejarah yang melibatkan golongan muda di belakangnya. Tidak ada perubahan besar di republik ini tanpa adanya gerakan dari kaum muda. Peranan pemuda menuju Indonesia merdeka sudah tercatat dalam tinta sejarah mulai dari pergerakan Budi Utomo, Perhimpunan Indonesia hingga pergerakan pemuda yang bersifat kedaerahan seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon dan lain-lain. Hingga bersatunya tekad golongan muda dalam sebuah ikrar tekad Sumpah Pemuda yang legendaris itu.

Gerakan pemuda paska kemerdekaan juga tak kalah menterengnya. Kita dapat membaca sejarah angkatan 66, sebuah gerakan nasional yang kemudian membentuk orde baru. Pada tahun 98 kita juga mengakui peran utama golongan muda dalam menumbangkan orde baru dan kemudian menjadi awal era reformasi.

Dari perjalanan sejarah kita melihat bahwa setiap perubahan besar yang terjadi di negeri ini selalu digerakkan oleh kaum muda. Karena itu dalam setiap momentum 17 Agustus ini hendaknya kita sebagai generasi muda memiliki kesadaran diri bahwa dalam perjalanan bangsa ini kita harus terlibat dalam setiap proses perubahan yang terjadi.

Kondisi kita kaum muda saat ini boleh dikatakan tidak memiliki peran signifikan dalam menentukan arah bangsa. Kaum muda tak lebih dari data-data demografis yang kemudian dibungkus dengan istilah milenial. Istilah yang lebih terlihat seperti lipstik, kelihatan namun tak terasa keberadaannya.

Oleh karena itu sebagai bagian dari golongan muda, pada perayaan kemerdekaan Indonesia tahun ini saya mengajak kawan-kawan semua golongan muda untuk bertafakur diri dan menyatukan tekad untuk ikut terlibat dalam setiap pergerakan bangsa ini. Kita tidak boleh sekedar gincu saja dalam dunia politik. Kita harus menjadi bagian inti dari pergerakan politik itu. Masa depan bangsa ini harus turut kita tentukan dengan tangan kita sendiri.

Sejarah telah membuktikan bahwa negara ini mengalami lompatan besar dengan campur tangan golongan muda. Kini saatnya kita turut serta ke dalam arus pergerakan bangsa untuk menentukan perubahan di masa depan. Jangan sekali-kali melupakan sejarah kata Bung Karno, namun yang tak kalah penting daripada itu mari kita ukir sejarah kita sendiri dengan menjadi bagian penting dan menentukan untuk perubahan Indonesia yang jauh lebih baik ke depannya.

Facebook Comments
Komentar Facebook