Berkaca pada hasil pemilihan legislatif (Pileg) 2019 lalu belum mampu mengantarkan kadernya duduk di kursi legislatif, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melakukan sejumlah pembenahan. Salah satunya, membenahi pola rekruitmen kader. PSI tidak lagi sebarangan melakukan perekrutan kader.
”Bagaimana pun integritas dan loyalitas kader menjadi faktor penentu dalam pengembangan organisasi di masa mendatang,” ujar Ketua Umum DPP PSI Giring Ganesha saat bersilaturahmi dengan jajaran awak redaksi Padang Ekspres di Graha Pena Padang, kemarin (18/4).
Rombongan disambut Pemimpin Redaksi Padang Ekspres Revdi Iwan Syahputra, Redaktur Pelaksana Rommi Delfiano, Redaktur Senior Pinto Janir, Koordinator Liputan Ekarianto dan lainnya.
Partai besutan urang awak ini menekankan bahwa kader harus progresif dan antikorupsi. Dan, PSI juga tidak segan-segan memberikan reward and punishment terhadap seluruh kader di tanah air.
”Kami inginkan kader bekerja sesuai cita-cita organisasi. Karena itu, kader progresif dan antikorupsi sangat menjadi perhatian kami di PSI,” ujar Giring.
Untuk meningkatkan kapasitas dan sumber daya manusia (SDM) kader, kata dia, PSI menyiapkan berbagai pelatihan-pelatihan melalui sekolah kader. Bahkan, pihaknya juga mendatangkan narasumber dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
”Kita menginginkan seluruh kader PSI memiliki pemahaman yang baik soal mekanisme partai, terutama pemberantasan anti-korupsi. Karena, PSI adalah kekuatan politik baru yang ingin mengembalikan politik ke tempat yang terhormat. PSI lahir dari kesadaran bahwa politik adalah sebuah tugas mulia untuk mewujudkan kebahagiaan bagi semua orang,” kata Giring.
Tentunya lewat tekad mengakhiri sengkarut politik saat ini dengan mengembalikan politik kepada nilainya yang luhur. Kemudian, mendekatkan kembali politik dengan nilai-nilai kebajikan agar lahir negarawan yang seluruh pikiran dan tindakannya didasarkan atas kepentingan yang lebih besar untuk bangsa dan negara Indonesia, bukan kepentingan pribadi politik jangka pendek.
Mantan vokalis Grup Band Nidji tersebut, juga tak menampik jika Sumbar dulunya sudah melahirkan banyak tokoh-tokoh hebat seperti M Hatta, Tan Malaka, Syafruddin Prawiranegara, H Agus Salim dan sebagainya. Mereka ini adalah orang-orang yang memiliki pengaruh besar dalam mempertahankan dan membangun bangsa Indonesia.
PSI sendiri memiliki visi menjadikan Indonesia yang berkarakter kerakyatan, berkemanusiaan, berkeragaman, berkeadilan, berkemajuan dan bermartabat. Lalu misinya yakni, menggalang kekuatan nasional melalui sebuah kepemimpinan politik yang ideologis, terorganisir, dan terstruktur. Kemudian, menggalang perjuangan politik dengan nilai solidaritas nasional melanjutkan agenda reformasi dan demokratisasi.
”Kita juga ingin membangun kembali semangat republikanisme, merajut kembali rasa kebangsaan yang terserak, menanam kembali benih-benih idealisme, mendirikan kembali benteng-benteng kebhinnekaan dan membangun kembali pondasi gotong royong. Serta, mendorong martabat Indonesia dalam pergaulan internasional, sesuai prinsip politik bebas aktif dengan melibatkan kondisi geopolitik internasional yang sedang berkembang,” terang dia.
Semua ini, menurut Giring, sesuai dengan trilogi identitas PSI yakni menebar kebajikan, merawat keragaman dan meneguhkan solidaritas. ”Serta, DNA PSI yakni kebajikan (anti-korupsi) dan keragaman (anti-intoleransi),” tegasnya diamini Ketua DPW PSI Sumbar Sukma Trianda Putra dan sejumlah pengurus PSI lainnya.
Pemred Padang Ekspres Revdi Iwan Syahputra mendukung penuh langkah-langkah yang dilakukan Giring. Apalagi, mantan vokalis grup band Nidji tersebut juga tidak asing lagi bagi Sumbar. Karena, beliau putra Minangkabau asal Talu.
Dia juga meyakini, Sumbar memiliki potensi yang besar dalam hal pengembangan PSI ke depan. Selain itu, Sumbar juga memiliki banyak sekali perantau-perantau Minang yang tersebar di seluruh provinsi yang ada di tanah air. (zul)
Sumber:
