Hutan Mangrove sebagai Salah Satu Solusi Krisis Iklim

 Hutan Mangrove sebagai Salah Satu Solusi Krisis Iklim

Belum lama ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama beberapa Duta Besar mancanegara, menanam mangrove di Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara. Pemerintah menargetkan rehabilitasi hutan mangrove di Kalimantan Utara bisa mencapai 600 ribu hektare dalam 3 tahun ke depan.

Saya tentu mengapresiasi penuh hal itu. Menurut hasil riset Direktorat Lingkungan Hidup DPP PSI, peranan Indonesia dalam memerangi krisis iklim dunia adalah dalam pengelolaan hutan, khususnya hutan mangrove. Apa yang telah dilakukan Presiden Jokowi merupakan aksi nyata, yang kelak dapat ditawarkan kepada dunia sebagai sebuah solusi. Terutama dalam waktu dekat pada saat COP 26 (UN Climate Change Conference of the Partie 26th) di Glasgow, November nanti.

Sebagai Kekayaan Alam dan Peluang Ekonomi

Sejak dulu, Indonesia terkenal akan kesuburan tanah dan betapa hutan hujannya. Hutan hujan tropis, serta mangrove yang mampu menyerap karbon biru tersebut, cukup luas volumenya dan merupakan kekayaan alam yang tidak semua negara memilikinya.

Salah satu kelebihan lain dari mangrove adalah potensi blue carbon, di mana nantinya Indonesia bisa menjual karbon sebagai langkah untuk shifting dari ekonomi ekstraktif ke ekonomi karbon. Hal ini tentu mendukung terwujudnya sumber daya terbarukan sebagai arus utama kehidupan di masa depan.

Pentingnya Membangun Kesadaran Bersama

Kesadaran lingkungan dan pelestarian alam bukan hanya tugas pemerintah semata. Tapi juga merupakan kewajiban kita sebagai warga negara dan tanggung jawab umat manusia. Masifnya pembangunan infrastruktur dan perkembangan teknologi selama 74 tahun Indonesia merdeka ini, tentu berpengaruh pada sebagian besar lingkungan dan alam. Oleh sebab itu, pentingnya pemberdayaan alam berbanding lurus dengan pentingnya pemberdayaan manusia di masa depan.

Sejak 2020, saya sudah menyerukan kepada pengurus dan kader PSI di seluruh Indonesia untuk menanam dan merawat pohon. Minimal dari lingkungan rumah. Saya berharap usaha kami menjadi inspirasi bagi masyarakat luas, terutama para anak muda, karena krisis iklim ini di depan mata. Ibu kota Jakarta, misalnya, sedang dalam ancaman tenggelam. Kalau kita tidak bergerak sekarang, itu akan terlambat.

Bumi yang diwariskan pada generasi muda nanti mestinya tempat tinggal yang layak untuk dihuni, bukan bumi yang penuh bencana banjir dan kekeringan.

Facebook Comments
Komentar Facebook