Solidaritas PSI untuk Pendidikan: Internet Gratis ke Pelosok dan Pemanfaatannya 

 Solidaritas PSI untuk Pendidikan: Internet Gratis ke Pelosok dan Pemanfaatannya 

Komitmen Partai Solidaritas Indonesia untuk terus Hadir Kerja untuk Rakyat, salah satunya adalah di bidang pendidikan. Sejak awal, para kader kebanggan dan aleg-aleg (Anggota Legislatif) kami telah menyuarakan dan memperjuangkannya. 

Selain perjuangan sekolah layak dan monitoring anggaran, kami juga telah lama memperjuangkan internet gratis hingga ke pelosok. Namun, seperti niat kami sejak awal, fasilitas tersebut tak hanya diperuntukkan sebagai sarana mengakses internet sebagai hiburan tapi juga pendidikan. Ya, tentu saja fasilitas tersebut merupakan internet sehat yang aman. 

Tak bisa dipungkiri, selain masih banyaknya daerah yang kesulitan mengakses sinyal dan internet, banyak juga kasus penyalahgunaan informasi di situs-situs yang semakin mudah diakses oleh segala usia. Konten kekerasan berupa radikalisme, intoleransi, hingga pornografi merebak di dalamnya. Di sanalah, peran para kader kami untuk mengedukasi anak-anak di sekitar fasilitas internet gratis PSI. Seperti misalnya, di Kiaracondong Bandung, sewaktu kemarin lalu saya pulang kampung ke sana.

 

Pemblokiran dan UUITE Itu…

Namun, sepulang dari sana, ada saja berita yang rasanya kurang sedap. Salah satunya adalah seputar rencana pemblokiran aplikasi oleh Kominfo. Hal ini berhasil membuat masyarakat bertanya-tanya, bagaimana jika mereka tak bisa lagi mengakses aplikasi-aplikasi yang tak terdaftar PSE (Penyelanggara Sistem Elektronik), padahal aplikasi tersebut sungguh vital bagi kesehariannya. 

Sebagai Co-Founder dari Kincir.com, saya amat menyadari pentingnya legalitas dan pendataan atas perusahaan Penyelenggara Sistem Elektronik dan situs-situs kanal berita. Namun, saya berharap ke depannya hal semacam ini akan lebih dipermudah, dan jangan lagi terjadi pemblokiran yang justru kurang produktif dan mengkhawatirkan banyak pihak. 

Selain legalitas dan pendataan yang lebih produktif, saya juga berharap kelak pasal-pasal UUITE mengalami perbaikan kembali agar tidak menjadi pasal karet lagi. Sebab, era keterbukaan informasi kini telah membuat anak-anak muda semakin kritis. Sungguh disayangkan, jika suara-suara kritis mereka, yang bisa sangat bermanfaat, justru malah menjadi bumerang bagi mereka pribadi. 

 

Ruang Internet sebagai Modal

Semakin pesatnya kemajuan konten di media sosial kini berbanding lurus dengan profit yang mereka hasilkan. YouTubers, Tiktokers dan segala macam profesi terkait content creator, kini menjadi ladang pengharapan yang menjanjikan.

Dengan kesadaran di atas tadi, Pemerintah membuat kebijakan menjadikan konten YouTube bisa dijadikan jaminan pinjaman modal. Ini menarik. Ini pertanda bahwa kita, sebagai bangsa yang mengikuti perkembangan zaman, mulai menyadari potensi internet dengan sungguh-sungguh. Internet bukan lagi sekadar dunia maya yang jauh di sana, melainkan telah jadi bagian hidup yang tak terpisahkan. 

Semoga kelak, kebijakan yang solutif dan futuristik semacam itu terus bermunculan dan menjadi perbaikan bagi mutu kerja kita di bidang masing-masing yang kita tekuni.

Dari keseluruhan catatan ini, membuktikan bahwa internet telah menjadi ruang pendidikan dan kebudayaan bagi anak-anak dan muda-mudi Indonesia di hari ini. Jangan lagi ada hambatan bagi pembangunan dan jalan menuju ruang itu. 

 

Salam Solidaritas ✊🏻 

Facebook Comments
Komentar Facebook