Bung Karno di Penjara Banceuy

 Bung Karno di Penjara Banceuy

Plt. Ketua Umum DPP PSI sekaligus Calon Presiden RI 2024, Giring Ganesha, mengunjungi Penjara Banceuy, di Kota Bandung. Presiden pertama RI, Soekarno, pernah ditahan Belanda di penjara itu pada akhir 1929 sampai akhir 1930. Kunjungan Bro Giring dan Ketua DPW PSI Jawa Barat, Bro Furqan AMC, ini menjadi napak tilas perjuangan Bung Karno dalam memperjuangkan kemerdekaan RI di balik sel seluas 1,5 x 2,5 meter itu.

Kota Bandung punya kisah sendiri tentang perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia. Di kota ini, Bung Karno pernah dipenjara dan diadili. Saat berada di Yogyakarta untuk kampanye Partai Nasional Indonesia, Soekarno dan kedua rekannya dijemput paksa dan dijebloskan ke penjara Banceuy, Bandung. Penjara ini dibangun pemerintah kolonial Belanda pada 1887 di daerah yang dulunya bernama Kampung Banceuy. Selain karena bangunannya yang sudah cukup tua, penjara itu juga terkenal sangar karena sering digunakan untuk menahan para pelaku kriminal seperti rampok, begal, atau maling.

Sekarang Penjara Banceuy dikelilingi pertokoan di tengah ingar-bingar Jalan Braga dan Jalan Merdeka di Kota Bandung. Tapi di sini, kita masih bisa belajar banyak hal seputar sejarah dan perjuangan Bung Karno dan kawan-kawan memerdekakan Indonesia.

Di penjara ini, Bung Karno mendekam selama kurang lebih 7 bulan pada tahun 1929-1930, sebelum dipindahkan ke Penjara Sukamiskin. Di penjara Banceuy ini, Bung Karno menulis pidato pembelaan “Indonesia Menggugat.”

Di dalam sel nomor 5 yang hanya berukuran kurang lebih 2×1,5 meter dan inilah, Bung Karno menghabiskan waktunya. Ia tidur di tempat tidur lipat dari besi beralaskan jerami yang dilapisi tikar.

Tak ada perlengkapan lain kecuali tempat minum dari kaleng. Bung Karno menyebut kamar itu seperti peti mati dan situasi sel itu membuatnya tertekan. Namun, salah satu sipir penjara yang merasa iba membolehkan Bung Karno membaca surat kabar di malam hari. Di akhir masa tahanannya di penjara ini, Bung Karno menyusun pidatonya.

Walau dikurung di tempat yang suram dan seperti peti mati ini, harapan dan semangat Bung Karno tidak pernah padam. Dalam keadaan yang sangat membuatnya tertekan pun, Bung Karno masih bisa bertahan dan berjuang sebisa mungkin demi kemerdekaan Indonesia.

Semoga perjalanan napak tilas ini bisa menjadi inspirasi untuk Bro dan Sis, para generasi muda Indonesia, untuk berkontribusi lebih, sekecil apapun untuk Indonesia kita tercinta.

Facebook Comments
Komentar Facebook